menderu angin menyembunyikan resah pilu
tetes hujan seakan air mata yang luruh
di sini kami duduk mengutip mimpi
di persisiran hayat takdir
di pandai nasib yang terbagi
di laut musim yang berwarna
berlayar bersama awan senja
beburung yang saujana kembali
menganyam sarang kasih di perdu usia
rimbun pun merendang
tasik kehidupan berkaca
kami berlari di dalamnya
sesekali cahaya musim terpadam
ketawa pun mati
dan rindu yang hanyut
di hujung sebuah perjalanan
dalam angin biru yang berlagu
kami kembali berlari
sambil menelan bait-bait doa
bersama berkuntum kekuatan
dan kepasrahan
tuan...Tuhanku yang Maha melihat dan mengetahui segala apa yang telah terjadi dalam hidupku selama ini yang selalu ada di sebalik semuanya dan juga selalu bersama ku
No comments:
Post a Comment